a

Wednesday, 15 February 2012

surah Al-Hujuraat ayat 1-8



Surah Al-Hujraat
In the name of Allah, the Beneficent, the Merciful
O you who believe! Make not (a decision) in advance before Allâh and His Messenger (SAW), and fear Allâh. Verily! Allâh is All-Hearing, All-Knowing. (1) O you who believe! Raise not your voices above the voice of the Prophet (SAW), nor speak aloud to him in talk as you speak aloud to one another, lest your deeds may be rendered fruitless while you perceive not. (2) Verily, those who lower their voices in the presence of Allâh's Messenger (SAW), they are the ones whose hearts Allâh has tested for piety. For them is forgiveness and a great reward. (3) Verily, those who call you from behind the dwellings, most of them have no sense. (4) And if they had patience till you could come out to them, it would have been better for them. And Allâh is Oft-Forgiving, Most Merciful. (5) O you who believe! If a Fasiq (liar — evil person) comes to you with any news, verify it, lest you should harm people in ignorance, and afterwards you become regretful for what you have done. (6) And know that, among you there is the Messenger of Allâh (SAW). If he were to obey you (i.e. follow your opinions and desires) in much of the matter, you would surely be in trouble, But Allâh has endeared the Faith to you and has beautified it in your hearts, and has made disbelief, wickedness and disobedience (to Allâh and His Messenger SAW) hateful to you. Such are they who are the rightly guided, (7) (This is) a Grace from Allâh and His Favour. And Allâh is All-Knowing, All-Wise. (8)



Surah Al-Hujraat
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memandai-mandai (melakukan sesuatu perkara) sebelum (mendapat hukum atau kebenaran) Allah dan RasulNya dan bertakwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui. (1) Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengangkat suara kamu melebihi suara Nabi dan janganlah kamu menyaringkan suara (dengan lantang) semasa bercakap dengannya sebagaimana setengah kamu menyaringkan suaranya semasa bercakap dengan setengahnya yang lain. (Larangan yang demikian) supaya amal-amal kamu tidak hapus pahalanya, sedang kamu tidak menyedarinya. (2)Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya semasa mereka berada di sisi Rasulullah s.a.w, merekalah orang-orang yang telah dibersihkan Allah hati mereka untuk bertakwa; mereka beroleh keampunan dan pahala yang besar. (3) Sesungguhnya orang-orang yang memanggilmu dari luar bilik-bilik (tempat ahlimu, wahai Muhammad), kebanyakan mereka tidak mengerti (adab dan tata tertib). (4) Dan kalaulah mereka bersabar menunggu sehingga engkau keluar menemui mereka, tentulah cara yang demikian lebih baik bagi mereka dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (5) Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) sehingga menjadikan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan. (6) Dan ketahuilah! Bahawasanya dalam kalangan kamu ada Rasulullah (maka janganlah kemahuan atau pendapat kamu mendahului pentadbirannya); kalaulah ia menurut kehendak kamu dalam kebanyakan perkara, tentulah kamu akan mengalami kesukaran; akan tetapi (Rasulullah tidak menurut melainkan perkara yang diwahyukan kepadanya, dan kamu wahai orang-orang yang beriman hendaklah bersyukur kerana) Allah menjadikan iman suatu perkara yang kamu cintai serta di perhiaskannya dalam hati kamu dan menjadikan kekufuran dan perbuatan fasik serta perbuatan derhaka itu: Perkara-perkara yang kamu benci; mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang tetap menurut jalan yang lurus. (7) (Mereka dijadikan berkeadaan demikian) sebagai limpah kurnia dan nikmat pemberian dari Allah dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana. (8)

tafsir surah al hujuraat





Diriwayatkan, bahwa ketika Sayyidina Umar menjadi khalifah, ada orang di sekitar kuburan Rasulullah sedang bercengkerama dengan suara keras. Sayyidina Umar kemudian bertanya kepada orang itu, “Kamu dari mana?”

Dijawab oleh orang itu, “Dari luar kota.”

Lalu Sayyidina Umar berkata kepada orang itu, “Tidakkah kamu mengetahui, bahwa Al-Qur’an mengingatkan kita untuk jangan mengangkat suara lebih tinggi (lebih keras) dari suara Nabi?”

Orang itu kemudian terdiam dan berhenti berbicara, setelah itu keluar dari masjid setelah memberi salam kepada Rasulullah.

Diriwayatkan pula, bahwa Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar itu biasanya ketika berbicara dengan Nabi, maka suaranya lebih keras dari suara Nabi. Kemudian turun ayat ini, hingga semua orang ketika itu menjadi ketakutan. Setelah turunnya ayat ini, maka Sayyidina Umar jika berbicara kepada Nabi tidak lagi seperti biasanya. Karena takut bersuara keras, maka jika Sayyidina Umar sedang berbicara kepada Nabi, kadang-kadang Nabi mengangkat tangannya untuk mendengar suara Sayyidina Umar.

“Ya Rasulullah, kami ini memberi salam kepada sesama kami, bahkan kepada pembantu kami dengan kalimat:Assalamu’alaikum. Apakah kepada engkau juga diucapkan: Assalamu’alaikum?”

Rasulullah lalu berkata, “Tidak ada bedanya. Aku adalah makhluk Tuhan, aku adalah manusia yang mempunyai jiwa, orang lain pun sama denganku.”

Bedanya, jika kepada Nabi diucapkan shalawat, sedangkan kepada yang lain kita tidak mengucapkan shalawat. Jangankan manusia, Allah pun mengucapkan shalawat kepada Nabi.





Apakah maksud ayat ini? Maksudnya, bahwa mereka yang bersuara rendah di hadapan gurunya, berbicara dengan orang secara lemah lembut, dia tidak mengganggu orang lain, disebutkan oleh Allah bahwa mereka itu diuji hatinya. Kalau diuji, maka kemungkinannya hanya dua, yaitu lulus dan tidak lulus. Pada ayat di atas juga disebutkan, bahwa Allah menguji hati-hati mereka dengan ketaqwaan. Maksudnya, Allah memberikan ujian kepada mereka, apakah mereka itu taat kepada Al-Qur’an atau tidak.

Dalam suatu riwayat disebutkan, bahwa ada seseorang datang ke rumah Rasulullah dengan berteriak-teriak. Tujuan orang itu adalah untuk bertemu dengan Rasulullah. Ketika bertemu dengan Abu Bakar, ia tidak mau berbicara dengan Abu Bakar. Begitu juga ketika bertemu dengan Umar, Utsman, dan Ali. Dalam riwayat lain juga dikatakan, bahwa Umar mengusir orang itu, karena caranya untuk bertemu dengan Rasulullah itu salah. Barangkali dalam kehidupan kita juga begitu. Misalkan ingin bertemu dengan seseorang, tapi karena waktunya tidak tepat, maka akhirnya tidak dapat bertemu.

Disebutkan pada ayat di atas, bahwa mereka yang tidak mengganggu itu, maka akan mendapatkan ampunan dan pahala yang sangat besar dari Allah. Jadi, kalau kita ingin mendapatkan ampunan dan pahala yang besar dari Allah, maka alangkah baiknya kita jalankan akhlak ini. Dan insya Allah dalam kehidupan dengan sesama manusia, maka kita akan selalu hidup dalam kedamaian, dalam bertetangga misalkan. Bukan hanya damai dengan sesama manusia, tetapi juga damai dengan Allah, karena Allah akan memberikan ampunan kepada kita dan memberikan pahala yang besar.

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails