a

Saturday, 16 July 2011

Islam dan Tidur ....Tidur yang sedikit di waktu tengahari (qailulah)

Islam dan Tidur





Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi telah bersabda:

"Jika salah seorang di antara kamu berasa ngantuk, hendaklah kamu tidur sehingga hilang rasa mengantuknya. Jika seseorang bersembahyang ketika mengantuk berkemungkinan dia membaca istighfar sedangkan sebenarnya dia sedang mencaci dirinya sendiri"

Hadis ini menampakkan tentang kaitan di antara mengantuk dan penurunan kualiti amal serta produktiviti seseorang.

Seseorang yang tidur 3-4 jam kurang dari kadar tidurnya yang biasa, akan mudah mengalami tekanan perasaan (stress) dan akan mudah dijangkiti kuman, karena sistem pertahanannya yang menjadi lemah. Penemuan ini telah dilaporkan di dalam majalah perubatan "Lancet" pada bulan Oktober, 1999 (rujukan: Lance - 'Impact of Sleep on Metabolic & Endocrine Function)

Tidur dan Kerehatan Yang Berpatutan Adalah Ibadah

Sebagai agama seimbang, Islam mementingkan tidur dan kerihatan agar ibadah dan aktiviti akan dapat dilakukan dengan baik. Dalam sebuah hadits disebutkan tentang kisah Abu Darda' yang, di antaranya, tidak mau tidur malam karena ingin melakukan ibadah. Lalu ditegur oleh sahabatnya bernama Salman:

"Tuhanmu ada hak ke atasmu, badanmu ada hak ke atasmu dan istrimu ada hak ke atasmu. Berikan kepada semua ini haknya" Ketika Nabi mendengar perkataan Salman, Baginda berkata: "Benarlah Salman" - (Bukhari)

Islam tidak hanya menyuruh seseorang itu tidur, malah menekankan bahwa ia adalah hak badan yang perlu ditunaikan. Dalam hadits yang lain diceritakan bahwa Baginda Nabi telah memasuki masjid dan ternampak seutas tali yang merentangi dua tiang. Selepas bertanya, Baginda diberitau bahwa tali itu adalah kepunyaan Zainab agar dia dapat berpaut kepadanya ketika keletihan melakukan shalat. Nabi pun terus mengeluarkan arahan:

"Buka tali ini! Hendaklah salah seorang di antara kamu bershalat ketika dirinya cergas, dan ketika sudah mengantuk hendaklah tidur" - (Bukhari-Muslim)

Semua ini menunjukkan bahwa Islam amat mementingkan produktiviti yang berkualiti dalam setiap amalan. Ia juga menampakkan tentang kaitan di antara produktiviti dan kualiti dengan tahap kecergasan diri seseorang. Tidur secara yang munasabah adalah salah satu cara untuk mengembalikan kecergasan diri.

Sunnah Tidur Tengahari dan Penemuan Semasa

Tidur siang pernah dianggap sebagai salah satu tanda kemalasan. Islam menganggapnya sebagai suatu kebaikan asalkan seseorang itu tidak berlebih-lebihan dengannya. Di dalam
kitab "Misykatul Masabih" disebutkan tentang salah satu amalan sunnah yang pernah dilakukan oleh Nabi: "Tidur yang sedikit di waktu tengahari (qailulah) tidaklah keji. Rasulullah ada melakukannya"

Imam Al-Ghazali di dalam kitab "Ihya Ulumuddin" telah berkata: "Hendaklah seseorang tidak meninggalkan tidur di siang hari karena ianya membantu ibadah di malam hari sebagaimana sahur membantu puasa di siang hari. Sebaik-baiknya ialah bangun sebelum gelincir matahari untuk shalat zuhur"

Islam mempunyai pandangan tertentu tentang tidur tengahari. Ia dianggap sebagai sunnah dan bukan sebagai suatu yang keji.

zzzzz....zzzzz....

http://mysolitaire.blogspot.com/2004/06/islam-dan-tidur.html

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails